26 November 2009

Kredit Pembelian Emas di Pegadaian Syariah: Alternatif Pembelian Emas Batangan

Hmm.. sudah lama juga ga menulis lagi di blog ini hehe..karena kebetulan mendapat info bagus jadi ga ada salahnya saya mulai menulis lagi ..
Beberapa waktu lalu seorang teman ada yang menanyakan tentang emas, dan kebetulan juga waktu itu kakak saya yang ada di batam tiba-tiba sms bahwa di pegadaian syariah sudah dibuka yang dinamakan program MULIA atau secara sederhana merupakan kredit pembelian emas batangan.
Sebagai pemburu emas sejati tentu saja tidak menyia-nyiakan informasi seperti ini.. dan saya pun mulai mencari informasi tambahan untuk program ini..
Secara umum program MULIA ini adalah usaha pegadaian syariah untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin memiliki emas batangan tetapi hanya memiliki dana yang terbatas(cem awak keknya ) dengan menyediakan fasilitas kredit berjangka hingga 2 tahun.
Sebenarnya saya tipe orang yang tidak tertarik dengan segala yang dinamakan kredit. Bukan apa-apa, berdasarkan perhitungan ekonomis biasanya memang lebih menguntungkan tunai daripada kredit karena tentu saja jika menggunakan kredit akan ada komponen biaya tambahan berupa penarikan keuntungan dari sang penyedia kredit. Namun setelah saya hitung-hitung tampaknya program MULIA ini patut dipertimbangkan, apalagi bagi orang2x yang jauh dari kantor logammulia atau tidak ada tempat penjualan emas batangan di kotanya.
Dari web saya mendapatkan satu link menarik yang menyajikan sheet excel untuk menghitung biaya yang diperlukan untuk program MULIA ini, secara umum ada 3 komponen utama biaya yaitu biaya emas itu sendiri, keuntungan pegadaian syariah, dan biaya administrasi. Di sheet excel ini anda hanya perlu memasukkan harga emas batangan saat ini yang bisa dilihat di logammulia.com dan jangka waktu kredit yang ingin anda ambil. Nah sekarang mari kita hitung seberapa menariknya program MULIA ini.Sebelumnya kita list dahulu pertimbangan2x yang diperlukan.
Pertama, kita harus mempertimbangkan harga total dari program MULIA ini dibandingkan dengan harga tempat lainnya. Karena saya biasanya beli emas di goldsmart maka saya akan membandingkannya dengan tempat itu saja. Hal ini bukan tanpa sebab juga, karena saya berdomisili di bandung, tentu saja untuk membeli langsung ke logammulia di jakarta memerlukan alokasi waktu dan biaya transport tersendiri sehingga menurut pandangan saya tidak efektif , apalagi dengan besar pembelian saya yang paling hanya 10gram saja. kemudian ada juga sumber lain di bandung seperti geraidinarbandung.wordpress.com atau toko emas biasa. tetapi menurut saya dari segi harga mereka masih sedikit lebih mahal.
Yang kedua, berdasarkan grafik tahunan kita dapat melihat bahwa harga emas biasanya naik 10-30%/tahun, kita ambil saja 20% pertahun sebagai referensi. Untuk orang seperti saya yang masih minim penghasilannya paling banyak hanya bisa membeli emas setiap 6 bulan sekali, artinya dari proses menabung uang hingga ketika saya dapat membeli harga emas akan sudah naik 10%.
Dengan mempertimbangkan hal diatas saya pun melakukan perhitungan menggunakan sheet excel diatas. Rangkuman perhitungan yang saya buat bisa dilihat pada tabel dibawah ini.


Bisa dilihat bahwa selisih harga antara goldsmart dengan program MULIA untuk jangka waktu kredit 6 bulan hanya berkisar 5%. Kesimpulan yang dapat diambil adalah program MULIA ini menurut saya cukup menguntungkan mengingat pertimbangan yang kedua yaitu kenaikan harga emas selama 6 bulan bisa sampai 10%.
Untuk penjelasan lebih lanjut anda bisa langsung mendatangi pegadaian syariah di kota anda, selain itu ada juga beberapa cabang pegadaian biasa non syariah yang ditunjuk untuk menerima program MULIA ini........ happy gold hunting







In gold we trust







01 November 2009

Kisah Sukses Dimas Hokka






Dimas Hokka


Usianya kini 19 tahun. Namun, Dimas Hokka sudah mengukir prestasi mengagumkan sejak belia. Yang paling mencengangkan, ketika masih berusia 13 tahun dan duduk di bangku SMP, dia sudah menjadi dosen.
HINGGA kini, Dimas memegang empat rekor Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia). Yang pertama dia pecahkan saat masih duduk di kelas enam sekolah dasar (SD). Yaitu, rekor menghitung lebih cepat daripada kalkulator.
Kedua, Dimas mengukir rekor Muri dalam memprediksi tanggal, bulan, serta tahun lahir seseorang menggunakan aritmatika. Ketiga, memprediksi biografi seseorang menggunakan ilmu aritmatika.
Terakhir dan yang paling membuat orang geleng-geleng kepala adalah menjadi dosen ketika usianya masih 13 tahun. Saat itu, dia masih duduk di bangku kelas 2 SMP di Semarang. Dia mengajar bahasa Inggris di Universitas 17 Agustus Semarang.
Hebatnya, semua keahlian tersebut tidak diperoleh dari lembaga pendidikan, tapi belajar secara otodidak. Saat ini, Dimas kuliah di Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Indonesia (UI), semester dua.
Pada rekor pertamanya, dia mampu memecahkan hitungan penjumlahan angka tiga digit sebanyak 43 baris dalam waktu dua detik. ”Kemampuan berpikir manusia jauh di atas mesin kalkulasi apa pun. Sayangnya, tidak digunakan maksimal,” ujarnya. Menurut dia, menghitung cepat seperti itu cukup menggunakan bayangan dalam otak.
Sebelumnya, Dimas mengaku pernah mempelajari teknik sempoa. Namun, karena dinilai kurang cepat, dia kemudian menggunakan cara yang dikembangkan sendiri, sehingga dapat menghitung hanya dalam hitungan detik. ”Kalau tidak dikembangkan, ya sama saja dengan yang lain,” ujarnya.
Lain lagi untuk rekor kedua yang berkenaan dengan bahasa logika 1 dan 0. Seperti pesulap, dia mampu menghitung tanggal lahir, bulan, dan tahun menggunakan langkah logis, aritmatika, dan bahasa logika.
Cara kerjanya, seseorang hanya perlu menjawab iya atau tidak atas pertanyaan yang dia ajukan. Jawaban ya untuk 1 dan tidak untuk 0 atau sebaliknya. Kemudian, dari jawaban tersebut, dirinya akan membentuk sebuah grafik dari fungsi x di mana dia akan memilih daerah dengan probabilitas terbesar.
Bila grafik matematika biasa dibuat ke arah kanan atau maju, dia memulai grafik dari akhir ke mula (belakang ke depan) atau menarik mundur garis yang diciptakan pada grafik. Hasilnya adalah angka kelahiran seseorang.
Tak ingin berhenti menggunakan kemampuan yang dimiliki, Dimas mulai mengutak-atik lagi angka-angka yang biasa dia mainkan. Kali ini untuk mengetahui riwayat hidup seseorang.
Bukan hanya tanggal lahir, kini nama seseorang yang sedang kita pikirkan atau bagaimana perasaan kita bisa ditebak menggunakan bahasa logika 1 dan 0. ”Semua menggunakan logika dan langkah-langkah yang benar,” ungkapnya.
Permainan angka memang salah satu favorit dia. Namur, hari-harinya tak selalu dilewatkan untuk mengutak-atik ang¬ka dan menjadi kutu buku. Pemuda itu tumbuh layaknya remaja biasa dengan berbagai aktivitas menyenangkan. Misal¬nya, menonton film dan membaca.
Merasa kurang nyaman ketika menonton film berbahasa Inggris karena setiap menonton harus terganggu teks, dia kemudian memulai lagi petualangan baru. Bukan lagi masalah angka, tapi kali ini bahasa Inggris.
Les bukanlah jalan yang dia ambil. Dia mengaku lebih senang mempelajari semua dari buku. ”Buku kan banyak. Mengapa harus les?” ujarnya.
Sedikit demi sedikit dia mengembangkan kemampuannya dalam hal bahasa Inggris. Sebagai langkah awal, Dimas mendengar dan melihat adegan film tanpa melihat teks. Baru kalau tidak mengerti, dia akan melihat teks atau mencarinya di kamus. Sebab, terkadang teks film tak selalu sama dengan arti sebenarnya.
Di bidang satu ini pun kemampuannya berkembang pesat. Dalam waktu singkat dia berhasil menguasai bahasa Inggris secara utuh, mulai percakapan, pola kalimat, hingga perbendaharaan kata. (nw)

sumber : jawapos